Tampilkan postingan dengan label Ibu dan Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ibu dan Anak. Tampilkan semua postingan

Alergi (http://inungnisfi.multiply.com)

foto ini diambil waktu kulitnya key lagi alergi...kasian deh...
jadi waktu itu tiba2 kulitnya key keluar bintik2 merah...aku pikir paling hanya biang keringat yg biasa keluar pada anak2 bayi..tp aku sih udah mulai curiga karna bintik2nya tuh gak spt biang keringat biasa dannn teh nia dah pernah blg, "ati2 ya nnt sama kulitnya key, krn keluarga kita punya riwayat alergi (termasuk aku, mandanya) jadi mungkin itu jg akan nurun ke key", cuma..wkt itu aku bingung ko' key sdh keluar ya alerginya..kan dia blm mkn apa2 selain ASI trus perawatan&kebersihannya jg msh terjaga dgn baik.
ehhhh ternyata eh ternyata...setelah kita periksa ke dokter, key memang termasuk anak alergia-an  (tp sejauh apa dan se-berat apa alerginya, baru bisa di test nnt kalo key sdh lbh besar (lupa umur brp ya...hihihi) tp menurut dokternya mudah2an aja seiring bertambah umurnya, bertambah kuat jg kulitnya dan daya imunnya..hmmm...kasian...rupanya bintik2 merah itu muncul krn key alergi sama keringatnya sendiri,dia sama sekali gak kuat panas (please deh key..pdhal udara jkt kan kalo gak panas berarti gak nornal) sementara krn kepanasan otomatis keringatnya banyak dong...(di ruang AC aja key msh suka keringatan) bingung ....jd sesuai dengan petunjuk dokter, key harus sering2 di washlap air hangat (badanya), hrs sering2 ganti baju, dan tidak boleh pakai produk2 baby lain selain baby sebamed  (krn produk ini ph-nya pas u/ bayi....katanya loh..) dan lotion/salep&bedak resep dari dokter...dan kalo siang key harus lbh banyak dikamar krn ber-AC tp untuk pagi dan sore hari lbh banyak diluar kamar biar ttp dapat udara luar yg lbh alami....
sempet sedih sih...kasian bgt kalo alerginya lg kumat..tp ya mau gmn lg..itu jg turunan dari mandanya hehehe...untung skr krn sdh ngejalanin anjuran dari dokternya, alerginya key mulai agak sdkt berkurang walopun bintik2 merah msh suka muncul sedikit krn udara jkt emang tdk bersahabat bgt, dan ryan mencoba menenangkan hati ku dgn mencari be2rapa artikel di internet ttg masalah ini..
dan artikel ini sengaja aku insert disini, biar aku selalu inget dan kalo aku perlu baca lg jd gampang nyarinya....dan sapa tau aja ada yg butuh juga....
mudah2an cepet sembuh ya key.....

(insert from nakita)

BAGIAN DARI METABOLISME TUBUH

Banyak orangtua mencemaskan bayinya yang mengeluarkan keringat begitu banyak, terutama di saat tidur. Ya, memang begitulah yang terjadi pada bayi. Terlebih di kepala, tangan, dan kakinya. Penyebabnya tak lain karena di daerah-daerah tersebut memang terdapat banyak kelenjar keringat.
Sebenarnya banyak berkeringat merupakan pertanda baik karena berarti kelenjar keringat berfungsi sempurna. Pengeluaran keringat merupakan proses sekresi atau pembuangan sisa-sisa garam dan juga racun dari dalam tubuh. Selain itu, keringat juga berfungsi menurunkan panas di dalam tubuh sehingga suhu di permukaan kulit dapat senantiasa terjaga pada tingkatan normal.
Cuaca panas di negara tropis seperti Indonesia memang membuat anak mudah berkeringat. Meski bayi lebih banyak berada dalam rumah, kelembapan udara yang cukup tinggi dan udara yang panas tetap membuatnya berkeringat. Mekanismenya, tubuh yang menyimpan panas membutuhkan penguapan yang berujung pada keluarnya keringat tadi.
Yang belum banyak diketahui awam, keringat juga keluar ketika tubuh bayi memproses susu yang dikonsumsinya menjadi protein yang akan digunakan sebagai pasokan energi untuk tubuhnya. Nah, karena proses mengubah makanan menjadi protein membutuhkan kalori, maka terjadi peningkatan panas dalam tubuh yang kemudian akan dibuang dalam bentuk keringat.
Adanya proses metabolisme ini membuat bayi yang sedang diam atau tidur pun tetap saja berkeringat. Sekali lagi, keringat banyak adalah pertanda baik. Kecuali bila suhu udara sangat dingin, tubuh bayi akan menahan pengeluaran sebagian keringat untuk menjaga agar suhu badannya tetap hangat. Sisa-sisa metabolisme (sekresi) akan dikeluarkan lewat air seni. Tak heran kalau di tempat yang berudara dingin, si kecil lebih sering pipis.
AKIBAT DEMAM TINGGI
Demam yang tinggi karena adanya proses infeksi juga akan menyebabkan bayi berkeringat lebih banyak. Logikanya, saat demam terjadi peningkatan suhu tubuh yang berujung pada keluarnya peluh yang bercucuran. Obat pereda demam yang diberikan umumnya memainkan fungsi sebagai pencegah pengeluaran panas yang berlebihan dari dalam tubuh. Makanya, begitu si kecil demam, anjuran yang paling tepat adalah banyak beristirahat dengan tetap mengupayakan pemberian banyak cairan guna mencegah dehidrasi akibat penguapan yang berlebihan dari dalam akibat suhu tubuh yang tinggi.
PENYAKIT-PENYAKIT YANG MEMICU KERINGAT
Yang sering menjadi pertanyaan, seberapa banyak sih keringat bayi yang bisa ditoleransi? Maklum, membanjirnya keringat sering dikait-kaitkan dengan adanya penyakit tertentu, seperti penyakit jantung. Padahal anggapan ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Jadi jangan khawatir.
Seberapa banyak pun keringat bayi yang keluar sebenarnya normal saja sepanjang bayi tidak terganggu oleh keringatnya. Masih dikatakan wajar bila bayi tidak rewel, selera makannya tetap oke, porsi tidurnya cukup, dan pertumbuhannya tidak terganggu. Kalau baju si kecil sampai “basah kuyup” oleh keringat dan harus diganti berkali-kali juga tidak mengapa. Kurangi lapisan bajunya. Pilih bahan yang menyerap keringat.
Keringat perlu diwaspadai sebagai pertanda gangguan kesehatan jika dibarengi dengan keluhan lain semisal mendadak rewel, tak mau makan/minum/menyusu, susah tidur, lemah, dan sebagainya. Barangkali, bayi menderita gangguan berikut:
· Alergi
Bayi dengan riwayat alergi umumnya berkeringat lebih banyak karena mereka juga hipersensitif terhadap cuaca panas. Cuaca panas akan memacu kelenjar keringatnya bekerja lebih aktif dan mengeluarkan keringat lebih banyak. Kulitnya pun akan mudah bereaksi yang akhirnya berkembang menjadi biang keringat. Pencegahannya tentu saja dengan menghindari pencetusnya, yaitu cuaca panas di luar rumah. Pakaian yang sesuai baginya terbuat dari bahan-bahan yang mudah menyerap keringat.
· Kistik Fibrosis
Sering juga disebut fibrosis sistik yang merupakan kelainan gen yang dapat menimbulkan infeksi paru-paru berulang dan progresif. Kelainan yang antara lain ditandai dengan keringat berlebih ini sering dikait-kaitkan dengan adanya metabolisme yang terhambat. Berita baiknya, penyakit ini jarang diderita orang-orang Asia, termasuk bayi-bayi di Indonesia.
· Gizi kurang
Anak-anak dengan gizi kurang umumnya juga mengeluarkan keringat secara berlebihan. Mengapa? Tak lain karena asupan makanan yang kurang membuat proses metabolisme dalam tubuhnya berlangsung secara ekstrakeras. Energi yang seharusnya tercukupi dari asupan lemak, kini harus menguras energi yang tersimpan dalam otot. Ibarat mesin, guna memenuhi kecukupan gizi yang dibutuhkan tubuh, mesin terpaksa terus dipacu membakar energi. Akibatnya, panas tubuh meningkat dan muncullah banyak keringat sebagai konsekuensinya.
· Hiperhidrosis
Hiperhidrosis menunjukkan adanya satu bagian tubuh yang terus mengeluarkan keringat dalam keadaan apa pun. Contohnya, telapak tangan yang selalu basah oleh keringat. Hiperhidrosis antara lain disebabkan oleh penyakit-penyakit pada sistem endokrin seperti gondok, diabetes melitus, keganasan pada kelenjar getah bening, kanker pada berbagai organ tubuh, keracunan alkohol, ataupun kelainan-kelainan pada sistem saraf yang menyebabkan saraf simpatik terganggu. Bisa juga karena adanya peningkatan suhu tubuh akibat demam, ketakutan maupun kegelisahan. Namun, hiperhidrosis ini umumnya belum muncul mengingat mengucurnya keringat pada bayi lebih disebabkan oleh cuaca dan proses metabolisme.

KERINGAT BAYI BELUM BERBAU
Keringat bayi umumnya belum berbau mengingat asupan makanannya belumlah selengkap orang dewasa. Begitu juga penggunaan bumbu-bumbu beraroma tajam yang turut membentuk sekresi yang berbau. Akan tetapi jika bayi jarang dimandikan, mungkin saja keringatnya bau. Terutama keringat di daerah-daerah lipatan tubuh yang jarang tersentuh. Gesekan-gesekan pada daerah lipatan yang dipenuhi kotoran dan keringat akhirnya memperbesar terjadinya infeksi pada kulit.
Oleh sebab itu amat disarankan untuk rajin memandikan bayi. Setidaknya 2x sehari atau 3x sehari di saat cuaca sangat panas. Jangan lupa bersihkan daerah-daerah lipatan kulit, yaitu leher, ketiak, belakang lutut, dan selangkangan.
BISA TIMBUL KERINGAT BUNTET
Kulit bayi yang semestinya halus, lembut dan segar dapat terganggu oleh munculnya bintil-bintil kecil berwarna kemerahan disertai rasa gatal yang menyengat kulit. Tak heran, bayi yang mengalaminya akan rewel dan terganggu tidurnya.
Bintil kemerahan ini disebut keringat buntet atau biang keringat (miliaria). Keringat buntet merupakan gangguan pada kulit bayi yang diakibatkan adanya produksi keringat yang berlebihan namun terjadi retensi kelenjar keringat yang keluar. Kelainan ini biasanya terjadi pada daerah kulit yang banyak berkeringat, misalnya dahi, leher, punggung, dan dada.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan keringat keluar berlebihan dan terjadi retensi atau tersumbatnya saluran keringat. Antara lain udara panas dan lembap disertai ventilasi ruangan yang kurang baik, pakaian yang dikenakan terlalu tebal dan ketat, aktivitas yang berlebihan, atau bayi jarang dibersihkan atau dimandikan.
Tersumbatnya saluran keringat juga bisa terjadi pada bayi baru lahir karena pergantian sel-sel kulitnya masih lambat sehingga memungkinkan terjadinya penumpukan sel-sel kulit. Pada akhirnya ini akan mengakibatkan sumbatan pada saluran kelenjar keringat. Meski bukan gangguan yang berbahaya, biang keringat harus cepat ditangani mengingat kondisi ini biasanya akan membuat bayi tidak nyaman dan rewel. Mau tidak mau orangtua harus membawanya berobat guna menghilangkan penyebabnya.
Untungnya, sebagian besar biang keringat tidak memerlukan pengobatan. Hanya butuh ketelatenan untuk memandikan bayi dua kali sehari dan sering-sering membasuh keringatnya. Setelah itu, segera keringkan tubuh bayi dengan handuk lembut lalu taburi dengan bedak tabur atau bedak kocok. Ratakan bedak tersebut di kulit untuk menghindari penggumpalan yang malah berpeluang menutupi pori-pori kulit. Selain itu, hindari pula memakaikan bedak tanpa membersihkan dan mengeringkan kulit bayi terlebih dahulu karena hanya akan memperbesar sumbatan. Mengenai pilihan bedaknya, semua jenis bedak untuk tubuh dapat digunakan. Namun bila terasa sangat gatal pilihlah bedak yang mengandung salisil atau sedikit mentol.
Atur ventilasi di kamar tidur bayi agar suhunya tidak terlalu panas/pengap atau sebaliknya kelewat lembap. Jika memungkinkan, pasang kipas angin atau pengatur suhu udara (AC). Hindari baju dan selimut yang tebal dan terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat seperti nilon atau wol. Bila tak ada AC atau kipas angin, kenakan saja kaus singlet dan popok agar penguapan panas tubuh lewat keringat dapat berlangsung dengan baik.

Menjadi Manusia Indonesia yang Unggul dengan ASI Eksklusif

 

Menjadi Manusia Indonesia yang Unggul dengan ASI Eksklusif

 

Penatalaksanaan ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja (http://beingmom.org)

 

Penatalaksanaan ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja

 

I. Apakah Ibu yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan harus menyetop pemberian ASI eksklusif ?
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu disiapkan sebelum Ibu kembali bekerja :

  • Siapkan ASI perah sekurang-kurangnya dua hari sebelum mulai bekerja
  • Perahlah ASI setiap 3 jam. Ingat, makin sering ASI dikeluarkan, produksi ASI akan makin melimpah
  • Jangan berikan dot atau empeng pada bayi
  • Siapkan pengasuh bayi yang terampil untuk memberikan ASI perah dengan sendok/cangkir
  • Susuilah bayi Ibu selama bayi bersama Ibu termasuk malam hari
  • Banyak minum, atau minumlah bila haus, dan sebelum serta sesudah menyusui atau memerah ASI
II. Bagaimana cara memerah ASI yang benar ?
1. Persiapan
  • Siapkan cangkir/gelas yang bermulut lebar
  • Cucilah dengan sabun dan air bersih
  • Bilas dengan air hangat
2. Memerah ASI
  • Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
  • Duduk dengan nyaman
  • Perah sedikit ASI dan oleskan ke putting
  • Taruh telunjuk, jari tengah dan ibu jari di aerola, dengan posisi jam 06.00 dan 12.00. Bisa juga memposisikan jari pada jam 09.00 dan jam 03.00
  • Tekan ketiga jari kearah dada tanpa bergeser (bukan diurut), kemudian lepaskan
  • Jangan menggosok-gosok atau menekan payudara dengan jari
  • Lakukan untuk kedua payudara selama +/- 20 – 30 menit. ASI yang dikeluarkan pada saat awal proses pemerahan akan terlihat lebih encer dan kaya akan protein (disebut Fore Milk), sedang ASI yang dikeluarkan pada menit-menit berikutnya akan terlihat lebih kental karena kaya akan lemak (disebut Hind Milk)
  • Perah ASI setiap 3 jam termasuk malam hari. Pada malam hari, jadwal pemerahan bisa disesuaikan dengan jam menyusui bayi, yaitu jam 10.00 malam dan 02.00 pagi.
  • Memerah bisa dilakukan sedini mungkin (segera setelah bayi lahir)
  • Usahakan minum bila terasa haus sebelum dan sesudah memerah
3. Waktu memerah ASI dan penyimpanan
  • Saat Ibu berada di rumah : setelah Ibu menyusui dengan payudara kanan, perah payudara kiri. Saat menyusui berikutnya, susui bayi dengan payudara kiri, perah payudara kanan
  • Saat Ibu berada di kantor : perah minimal 3x, misalnya jam 10.00, 13.00 dan 16.00
  • Simpan ASI perah dalam botol atau wadah dari gelas, stainless steel atau plastik yang tertutup rapat, beri label (tanggal dan jam perah). Pastikan botol selalu dibersihkan dan disterilkan sebelum digunakan
  • Simpan botol berisi ASI perah dalam lemari es (bukan freezer)
  • Jika tidak ada lemari es, botol berisi ASI perah disimpan dalam termos yang telah diisi es batu. Gantilah es batu yang telah mencair. Atau gunakan cooler khusus dengan blue ice.
  • Untuk membawa ASI perah dari kantor ke rumah, masukkan botol berisi ASI perah dalam termos, beri es batu.
III. Dimana ASI disimpan ?
  • Dalam suhu ruang : tahan 4 – 6 jam
  • Dalam termos yang diisi es batu : tahan 24 jam
  • Dalam lemari es (kulkas bagian bawah) : tahan 2 x 24 jam
  • Dalam freezer pada lemari es 1 pintu : tahan 2 minggu (14 hari)
  • Dalam freezer pada lemari es 2 pintu : tahan 3 bulan
Meski dapat disimpan lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI perah karena ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak. Karenanya, jika Ibu memiliki ASI perah berlebih, tidak ada salahnya didonorkan kepada yang membutuhkan.
IV. Cara memberikan ASI perah dengan cangkir/sendok
1. Persiapan
  • Keluarkan ASI perah dari lemari es, secara berurutan dari jam perah paling awal
  • Diamkan dalam suhu ruang selama 10 – 15 menit
  • Untuk ASI yang disimpan di freezer, disarankan untuk memindahkan ke lemari es bagian bawah selama 1 jam sebelum didiamkan dalam suhu ruang
  • Hangatkan ASI dengan cara merendam botol berisi ASI perah dalam wadah yang diberi air hangat
  • Jangan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI karena akan merusak kandungan gizi.
  • Hangatkan dalam jumlah tertentu sesuai jumlah yang biasa diminum bayi (dalam sekali minum)
  • Siapkan cangkir dan sendok untuk meminumkan ASI perah kepada bayi
  • ASI perah yang didiamkan cukup lama akan terpisah menjadi 2 lapisan, lapisan yang di atas biasanya lebih kental karena kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah dengan perlahan hingga ASI menjadi larutan homogen kembali
  • ASI perah segar akan berbau/beraroma manis. Bila ASI beku yang setelah dicairkan beraroma seperti sabun, hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yang mendadak sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Karena itu tidak disarakan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI, atau membekukan kembali ASI yang telah dihangatkan
  • Jika ASI perah berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan harus dibuang.
2. Memberikan ASI perah
  • Duduk dengan nyaman
  • Peganglah bayi tegak lurus/setengah tegak dipangkuan Ibu / pengasuh
  • Peganglah sendok dan sentuhkan ke ujung bibir bayi. Untuk bayi yang telah bisa “minumâ€� ASI dengan menggunakan sendok, dapat diganti dengan menggunakan gelas berukuran kecil.
  • Bayi akan mengisap/menjilat ASI, tumpahkan sedikit demi sedikit ke mulut bayi
  • Jangan menuang ASI ke mulut bayi
  • Setelah bayi mendapat cukup ASI, pegang bayi dalam posisi tegak untuk disendawakan
Sumber :

Depresi Pasca Melahirkan dan Baby Blues

Depresi Pasca Melahirkan dan Baby Blues
04 March 2007
Wanita yang baru melahirkan kadang mengalami perasaan yang tak menentu. Satu waktu wanita tersebut merasa senang, tiba-tiba perasaannya berubah menjadi sedih. Kadang hal tersebut disertai oleh turunnya nafsu makan, sulit tidur, bahkan sulit berkonsentrasi. Gejala ini biasanya muncul 3-4 hari setelah melahirkan dan bisa berlangsung selama beberapa hari. Tapi apakah hal tersebut wajar?

Jika Anda baru saja menjadi ibu dan mengalami hal tersebut, itu berarti Anda mengalami apa yang disebut sebagai baby blues. Hal ini sering dianggap sebagai hal yang wajar terjadi pada awal-awal seseorang menjadi ibu dan biasanya akan hilang setelah 10 hari. Namun pada beberapa wanita hal ini berlangsung lebih lama dan lebih parah sehingga mengarah pada depresi. Inilah yang disebut “sindrom depresi pasca melahirkan”.

Apakah Sindrom Depresi Pasca Melahirkan itu?
Depresi Pasca melahirkan merupakan suatu penyakit, sama seperti diabetes atau penyakit jantung. Oleh sebab itu bisa disembuhkan dengan terapi, konseling, dan pemberian obat antidepresi. Untuk mengetahui sindrom ini, sebaiknya Anda mengetahui dahulu beberapa gejala depresi pasca melahirkan:

  • Hilangnya ketertarikan terhadap hidup.
  • Hilangnya nafsu makan.
  • Energi dan motivasi berkurang sehingga sulit melakukan kegiatan.
  • Mengalami sulit tidur atau justru tidur lebih lama dari biasanya.
  • Mudah menangis atu merasa sedih.
  • Merasa tak berharga, tak punya harapan, atau merasa bersalah yang berlebihan.
  • Merasa lelah, mudah tersinggung dan cemas.
  • Mengalami penurunan atau kenaikan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Merasa hidupnya tak menyenangkan.
  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri.
  • Khawatir berlebihan akan menyakiti bayinya.

Dalam beberapa kasus, ada wanita yang baru merasakan depresi setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan sehabis melahirkan. Biasanya depresi yang terjadi dalam jangka waktu 6 bulan setelah proses persalinan termasuk dalam kategori depresi pasca melahirkan.

Siapa yang Berisiko Terkena?
Depresi Pasca Melahirkan biasanya dialami oleh wanita dengan criteria sebagai berikut:
  • Pernah mengalami depresi pasca melahirkan.
  • Pernah mengalami depresi yang tak berhubungan dengan kehamilan.
  • Mengalami sakit sebelum datang bulan yang parah.
  • Perkawinan yang bermasalah.
  • Hanya memiliki sedikit keluarga atau teman yang bisa  diandalkan atau diajak bicara.
  • Memiliki hidup yang penuh tekanan selama kehamilan atau setelah melahirkan.


Mengapa Banyak Wanita Mengalami Depresi Pasca Melahirkan?
Penyebab pastinya belum diketahui. Tingkat hormon mengalami perubahan selama kehamilan dan setelah melahirkan. Hormon-hormon tersebut dapat mengakibatkan perubahan zat kimia pada otak dan hal tersebut berperan dalam terjadinya depresi.
Jika Anda mengalami depresi, bukan berarti Anda adalah orang yang tidak baik. Jadi, jangan menyalahkan diri sendiri karena itu justru akan membuat kesehatan Anda lebih buruk.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menderita Depresi Pasca Melahirkan?
Jika Anda baru melahirkan dan merasa sedih, cemas, mudah tersinggung, lekas lelah atau salah satu dari gejala yang disebut sebelumnya, ingatlah bahwa banyak wanita yang mengalami hal yang sama. Anda tidaklah gila atau kehilangan akal sehat, dan Anda tak perlu merasa sendirian. Berikut ini ada beberapa tips yang dirasa dapat membantu meringankan depresi pasca melahirkan:
  • Bicarakan tentang perasaan Anda pada seseorang yang dapat mendengar Anda.
  • Pekerjakan orang yang dapat membantu Anda mengurus bayi dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Ini bisa membuat Anda bisa sedikit bersantai dan beristirahat.
  • Cari waktu untuk diri sendiri, walau hanya 15 menit dalam sehari. Anda bsia membaca, berolahraga, berendam, atau bermeditasi.
  • Tulislah buku harian sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan Anda. Ketika sudah merasa lebih baik, baca kembali buku harian tersebut untuk mengingatkan betapa Anda telah berada dalam keadaan yang lebih baik.
  • Jangan merasa sedih atau marah jika hanya dapat menyelesaikan satu pekerjaan dalam satu hari.
  • Anda tidak perlu menjadi “supermom”. Jika Anda merasa butuh bantuan, beritahukan orang-orang terdekat Anda.
  • Bicarakan hal ini dengan dokter Anda. Dia akan merujuk Anda untuk mengikuti terapi atau meminum obat tertentu yang dapat membantu Anda.

Kenali Gangguan Hati Melalui Warna Urin

Kenali Gangguan Hati Melalui Warna Urin

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Salah satu organ vital dalam tubuh manusia adalah hati (liver). Dalam organ itu, terjadi proses-proses penting, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh.

Jika terdapat kerusakan pada hati, otomatis akan mengganggu fungsi tubuh seseorang. Salah satu kerusakan pada hati yang dikenal adalah kolestasis.

Kolestasis terjadi akibat kegagalan hati memproduksi dan pengeluaran empedu. Seseorang yang menderita kolestasis mengalami kesulitan dalam penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus. Selain itu kolestasis juga menyebakan adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.

Gangguan aliran empedu bisa terjadi di sepanjang jalur antara sel-sel hati dan usus dua belas jari. Meskipun empedu tidak mengalir, tetapi hati terus mengeluarkan bilirubin, yaitu komponen empedu yang berwarna jingga. Bilirubin kemudian diendapkan di kulit dan dibuang ke air kemih, kejadian it menyebabkan sakit kuning (jaundice).

Untuk tujuan diagnosis dan pengobatan, penyebab kolestasis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, gangguan yang berasal dari hati, seperti hepatitis, penyakit hati alkoholik, akibat obat-obatan dan perubahan hormon selama kehamilan.

Kemudian, gangguan berasal dari luar hati, seperti batu di saluran empedu, penyempitan saluran empedu, kanker saluran empedu, kanker pankreas dan peradangan penkreas.

Gejala gangguan hati dapat dilihat dari bilirubin yang berlebihan di dalam kulit dan air kemih yang menyebabkan warna air kemih lebih gelap. Selain itu, perubahan dapat dilihat dari warna tinja.

Akibat adanya ganguan aliran empedu sehingga bilirubin tidak mengalir ke usus dan menyebabkan tinja tampak pucat. Tinja juga bisa mengandung banyak terlalu banyak lemak, karena di dalam usus tidak terdapat empedu untuk membantu proses pencernaan lemak dalam makanan.

Berkurangnya empedu dalam usus, juga menyebabkan berkurangnya penyerapan kalsium dan vitamin D. Jika kolestasis menetap, kekurangan kalsium dan vitamin D akan menyebabkan pengeroposan tulang sehingga penderita kolestasis merasakan nyeri di tulang hingga bisa menyebabkan patah tulang.

Selain itu, terjadi juga gangguan penyerapan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembekuan darah, sehingga penderita cenderung mudah mengalami pendarahan.

Gejala lainnya tergantung dari penyebab kolestasis, bisa berupa sakit perut, hilangnya nafsu makan, muntah atau demam.

Penggobatan paling rasional untuk kolestasis adalah perbaikan aliran empedu ke dalam usus. perbaikan aliran empedu secara medis dapat dengan pemberian pemberian fenobarbital dan kolestiramin, ursodioxy cholic acid (UDCA).

Penyumbatan di luar hati biasanya dapat diobati dengan pembedahan. Sementara itu, jika penyumbatan terjadi di dalam hati bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung dari penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah obat, maka pemakaian obat dihentikan dan jika penyebabnya adalah hepatitis, Biasanya kolestasis dan sakit kuning akan menghilang sejalan dengan membaiknya penyakit.

Kolestasis Pada Bayi (www.pediatrik.com)

Kolestasis Pada Bayi

Sjamsul Arief, Boerhan Hidajat, Bagus Setyoboedi

BATASAN

Kolestasis adalah gangguan pembentukan, sekresi dan pengaliran empedu mulai dari hepatosit, saluran empedu intrasel, ekstrasel dan ekstra-hepatal. Hal ini dapat menyebabkan perubahan indikator biokimia, fisiologis, morfologis, dan klinis karena terjadi retensi bahan-bahan larut dalam empedu. Dikatakan kolestasis apabila kadar bilirubin direk melebihi 2.0 mg/dl atau 20% dari bilirubin total.

PATOFISIOLOGI

Kolestasis pada bayi dibagi dalam dua golongan besar yaitu hepato-seluler dan bilier, intra dan ekstra hepatal. Penyebab terbanyak kolestasis pada neonatus adalah kerusakan jaringan hati akibat infeksi virus intra uterin, terutama TORCH. Penyebab lain diantaranya gangguan metabolik, genetik, autoimun, dan gangguan embrional. Secara klinis maupun laboratoris sangat sukar untuk membedakan kolestasis intra dan ekstra hepatal, sehingga diperlukan langkah diagnostik yang kompleks.

GEJALA KLINIS

Kuning

Gatal-gatal di kulit

Urin berwarna gelap

Tinja pucat seperti dempul

Pembesaran perut

DIAGNOSIS

A. Anamnesis

Riwayat kehamilan dan kelahiran: infeksi ibu pada saat hamil atau melahirkan, berat lahir, lingkar kepala, pertumbuhan janin (kolestasis intrahepatik umumnya berat lahirnya <>

Riwayat keluarga : riwayat kuning, tumor hati, hepatitis B, hepatitis C, hemokro-matosis, perkawinan antar keluarga. Resiko hepatitis virus B/C (transfusi darah, operasi, dll) paparan terhadap toksin/obat-obat.

B. Pemeriksaan fisik

1. Pertumbuhan (berat badan, lingkar kepala)

2. Kulit : ikterus, spider angiomata, eritema palmaris, edema

3. Abdomen :

a. Liver : pembesaran/ukuran, konsistensi, permukaan.

b. Splenomegali.

c. Vena kolateral, asites.

4. Mata : ikterik

  1. Lain-lain : jari tabuh, asteriksis, foetor hepaticus
C. Pemeriksaan penunjang

1. Gambaran darah tepi

2. Biokimia darah

Serum bilirubin direk dan indirek

ALT (SGPT), AST (SGOT)

Gamma Glutamil Transpeptidase (GGT)

Masa protrombin

Albumin, globulin

Kolesterol, trigliserida

Gula darah puasa

Ureum, kreatinin

Asam empedu

3. Urin : rutin (leukosit urin, bilirubin, urobilinogen, reduksi) dan kultur urin

4. DAT (aspirasi cairan duodenum)

5. Pemeriksaan etiologi : TORCH (toksoplasma, rubella, CMV, herpes simpleks), hepatitis virus B, C, skrining sederhana penyakit metabolik (gula darah, trigliserida).

6. Pencitraan :

USG dua fase (puasa 4-6 jam dan sesudah minum)

CT scan, MRI

Skintigrafi

7. Kolangiografi intraoperatif untuk kasus kolestasis ekstrahepatik

8. Biopsi hati

Gambaran laboratoris kolestasis intrahepatis dan ekstrahepatis secara kasar

Intrahepatis

Ekstrahepatis

ALT/AST

+++

+

GGT

+

++++

Bilirubin serum

+++

++

DIAGNOSIS BANDING

Anatomi : atresia bilier, kista koledokal, hipoplasia bilier

Infeksi : toksoplasma, rubella, sitomegalovirus, simplek herpes, sipilis

Metabolik : galaktosemi, tirosinemi

Endokrin : hipotiroit, hipokortisol

Genetik : sindrom Alagille, PFIC

Lain-lain : infeksi bakteri

TERAPI

A. Terapi operasi untuk kolestasis ekstrahepatik

B. Terapi medikamentosa untuk kolestasis intrahepatik yang diketahui penyebabnya

C. Terapi suportif

1. Asam ursodeoksikolat 10-20 mg/kg dalam 2-3 dosis

2. Kebutuhan kalori mencapai 130-150% kebutuhan bayi normal dan mengandung lemak rantai sedang (Medium chain trigliseride-MCT), misalnya panenteral, progrestimil

3. Vitamin yang larut dalam lemak

- A : 5000-25.000 IU

- D : calcitriol 0,05-0,2 ug/kg/hari

- E : 25-200 IU/kk/hari

- K1 : 2,5-5 mg : 2-7 x/ minggu

4. Mineral dan trace element : Ca, P, Mn, Zn, Se,Fe

5. Terapi komplikasi lain: misalnya hiperlipidemia/xantelasma: Obat HMG-coA reductase inhibitor contohnya kolestipol, simvastatin

6. Pruritus :

- Atihistamin : difenhidramin 5-10 mg/kg/hati, hidroksisin 2-5 mg/kg/hati

- Rifampisin : 10 mg/kg/hari

- Kolestiramin : 0,25-0,5g/kg/hari

PEMANTAUAN

A. Terapi

Dilihat progresifitas kondisi klinis seperti ikterus (berkurang, tetap, semakin kuning), besarnya hati, limpa, asites, vena kolateral. Kadar bilirubin direk dan indirek, ALT, AST, GGT, albumin, tes koagulasi dan pencitraan.

B. Tumbuh Kembang

Pertumbuhan pasien dengan kolestasis intrahepatik menunjukkan perlambatan sejak awal. Pada pasien dengan kolestasis ekstrahepatik umumnya bertumbuh dengan baik pada awalnya tetapi kemudian akan mengalami gangguan pertumbuhan sesuai dengan perkembangan penyakit. Pasien dengan kolestasis perlu dipantau pertumbuhannya dengan membuat kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi badan bayi/anak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Balisteri WF. Cholestasis. In: Berhman RE, Kliegman RM, Jenson HB, eds. Nelson Text Book of Pediatrics, 17th ed. Philadelphi : WB Saunders, 2004; 1203-7.

2. Emerick KM, Whitington PF. Molecular Basis of Neonatal Cholestasis. Pediatrics Clinics of North America 2002; 49 (1) : 1-3.

3. Haefelin DN, Griffiths P, Rizetto M. Systemic Virosis Producing Hepatitis. In: Bircher J, et al, eds. Oxford textbook of clinical hepatology, 2nd ed. Oxford: Oxford University Press, 1999; 955-63.

4. Rosenthal P. Neonatal Hepatitis and Congenital Infections. In: Suchy FJ, ed. Liver disease in children, 1st ed. St. Louis : Mosby year book, 1994; 414-24.



Bagan Tata Laksana Kolestasis pada Bayi

Kolestasis Pada Bayi (KapanLagi.com)

Selasa, 10 November 2009 07:51
KapanLagi.com - Para orang tua wajib mewaspadai kondisi bayinya jika warna tubuhnya menguning selama jangka waktu lebih dari tiga minggu. Dokter Hepatologi Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo (RSUD Dr.Soetomo) Surabaya, dr.Bagus Setyoboedi, mengatakan, "Jika tubuh bayi menguning lebih dari tiga minggu, maka hal ini merupakan gejala awal terjadinya kolestasis atau penyumbatan pada saluran empedu."

Gejala tersebut biasanya diikuti oleh kotoran berwarna putih dan pucat. "Jika hal tersebut terus berlanjut, maka akan menyebabkan kerusakan pada livernya," katanya. Sementara untuk penyebab terjadinya kolestasis itu sendiri bisa dikarenakan kelainan bawaan, infeksi dalam kandungan, kelainan metabolik, dan kista di saluran empedu. Selain itu, kolestasis juga bisa dikarenakan infeksi akibat virus Torch (tokso plasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes). "Virus tersebut tidak berpengaruh terhadap ibu bayi, tetapi langsung berdampak pada janinnya," tambahnya.

Bisa jadi karena ketidaktahuan para ibu, diikuti jarangnya melakukan screening torch secara rutin, maka penyakit tersebut tidak terdeteksi pada si janin. Kolestasis baru diketahui setelah bayi dilahirkan ditandai dengan tubuh yang menguning secara permanen. "Bayi yang terkena kolestasis jarang dibawa oleh orang tuanya ke dokter. Biasanya baru dibawa ke dokter dalam stadium lanjut. Jika sudah sampai tahap stadium lanjut, kami tidak mampu lagi menolong karena terhambat transplantasi." ujarnya tegas.

dr.Bagus mengakui bahwa untuk saat ini tim medis di Indonesia belum mampu melakukan proses transplantasi liver. "Proses transplantasi pernah dilakukan selama dua kali dalam sejarah permedisan di Indonesia. Itu pun mendatangkan tim medis dari luar negeri," katanya. Akibat terkendalanya transplantasi, jumlah bayi yang meninggal karena tidak tertolong mencapai 30% dari persentase yang hidup. Selain itu, kurangnya kasih sayang orang tua juga menjadi salah satu penyebab meninggalnya bayi. "Banyak orang tua menyerah pada saat bayinya didiagnosis terkena kolestasis," katanya. (ant/meg)

artikel lainnya:
http://sembiring-jo.blogspot.com/2009/09/bab-i-pendahuluan-latar-belakang.html

Tanda-tanda Awal Persalinan

Bagaimana Mengenali Gejala-Gejala Persalinan

Inilah masa-masa yang paling mengkhawatirkan selama kehamilan seorang wanita. Melahirkan dapat menjadi hal yang sangat menyakitkan, dan juga membutuhkan banyak waktu. Bagi beberapa wanita, proses melahirkan hanya membutuhkan beberapa jam saja, sedangkan pada beberapa wanita lain bisa menghabiskan waktu lebih dari 24 jam. Dibawah ini anda akan menemukan hal-hal apa saja yang perlu diketahui. Berikut ini adalah tanda-tanda dan gejala-gejala awal persalinan. Bersiaplah, sebentar lagi anda akan melahirkan dan akan memiliki seorang anak!

Tanda-Tanda Awal Persalinan – Apakah Persalinan Sudah Dekat?

Banyak wanita mulai merasakan tanda-tanda dan gejala-gejala persalinan sehari bahkan seminggu sebelum sang bayi benar-benar lahir. Tanda-tanda ini memberitahukan anda bahwa persalinan sudah dekat, dan membantu tubuh anda untuk menyiapkan diri. Jika anda adalah seorang calon ibu untuk yang pertama kalinya, tanda-tanda awal persalinan dapat terjadi beberapa minggu sebelum persalinan yang sesungguhnya. Sedangkan untuk kehamilan berikutnya, tanda-tanda ini mungkin akan dirasakan ketika sudah mendekati persalinan. Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa persalinan sudah dekat:

Engagement atau Turunnya Bayi ke Panggul

Ketika persalinan sudah mendekati, kepala bayi anda sudah mulai turun ke area tulang panggul (pelvic inlet). Kejadian ini merupakan akibat dari melunaknya uterus anda. Engagement atau turunnya kepala bayi membuat anda bisa bernafas lebih lega. Heartburn yang pernah anda alami juga mulai berhenti. Turunnya bayi anda dapat terjadi kapan saja sejak dua hingga empat minggu sebelum bayi anda benar-benar lahir. Jika anda telah merasakan tanda-tanda awal persalinan ini, maka anda dapat meyakinkan diri bahwa proses memiliki seorang bayi sedang dimulai. Kehamilan anda akan segera memasuki tahap akhir, dan tanda awal persalinan yang tengah anda rasakan adalah benar.

Tekanan Panggul (Pelvic)

Setelah bayi anda turun dengan kepala berada di dalam panggul, anda mungkin akan merasa kurang nyaman. Sakit yang anda rasakan ini merupakan akibat dari adanya tekanan panggul, dan anda akan lebih sering berkemih serta lebih sering buang air besar karena meningkatnya aktivitas usus. Ini merupakan salah satu tanda persalinan yang jelas. Adanya relaksasi tulang sendi beserta ikatan-ikatannya, dapat menyebabkan nyeri di punggung belakang. Hal ini juga dapat menyebabkan nyeri tiba-tiba karena bayi anda menekan dasar panggul anda. S elain itu, kaki anda mungkin membengkak sebagai akibat meningkatnya tekanan terhadap pembuluh darah yang melewati panggul. Berbaring ke kiri, dapat membantu anda meringankan tanda-tanda awal persalinan ini.

Vaginal Discharge / Keputihan

Jangan kaget jika vagina anda lebih banyak mengeluarkan cairan, yang biasa disebut keputihan. Hal ini merupakan akibat dari melunaknya rahim anda. Cairan dapat berwarna putih, dan kadang berwarna merah muda. Ini adalah salah satu dari tanda awal persalinan yang tidak nyaman bagi anda. Keputihan yang berwarna kuning atau berbusa, bisa merupakan tanda terjadinya infeksi. Jika cairan mengalami perubahan warna, beritahukanlah dokter anda.

Naluri ‘Bersarang’ (Nesting Instinct)

Selain tanda-tanda fisik, anda dapat juga merasakan suatu naluri, yang biasa disebut naluri ‘bersarang’ (nesting instinct). Ini merupakan tanda emosional seb aga i tanda awal persalinan, yang biasanya ditandai dengan kegiatan membereskan lemari, membersihkan kamar mandi, mengepel lantai, dan kegiatan-kegiatan membersihkan lainnya. Naluri keibuan ini bisa merupakan suatu pertanda bahwa sebentar lagi anda akan memiliki seorang bayi. Ketika anda melakukan pekerjaan yang cukup menguras energi ini, janganlah mengerjakannya dengan terlalu berlebihan. Meskipun hal ini cukup penting untuk menyambut kehadiran buah hati anda, akan tetapi anda harus menyimpan energi anda, mengingat tanda awal persalinan ini masih akan diikuti dengan tanda-tanda persalinan lainnya.

Kontraksi Braxton Hicks

Tanda dan gejala awal persalinan ini diberi nama berdasarkan nama dokter yang pertama kali mengenali tanda-tanda ini. Kontraksi Braxton Hicks, memang benar-benar merupakan sebuah kontraksi, meskipun semu. Kontraksi ini dirancang untuk menyiapkan tubuh anda untuk melahirkan sang bayi.

Pada kebanyakan kasus, kontraksi semu berjalan tidak teratur, durasi biasanya pendek (kurang dari 45 detik). Nyeri dari kontraksi dapat terasa di berb aga i bagian tubuh seperti di lipat paha (selangkangan) dan perut bagian bawah atau punggung. S edangkan pada kontraksi sebenarnya, kontraksi rahim menimbulkan nyeri yang berawal pada bagian atas rahim dan menyebar ke seluruh rahim, lewat pinggang terus panggul.

Kontraksi Braxton Hicks meregangkan bagian bawah rahim anda, yang memungkinkan kepala bayi anda berada di tulang panggul. Anda boleh mengganggap hal ini seb aga i tanda-tanda bahwa kelahiran sudah semakin dekat, ketika kontraksi Braxton Hicks semakin intensif, dan menyebabkan abdomen anda semakin menegang. Biasanya ketidaknyamanan ini akan berkurang jika anda berbaring.

Mengigil

Tanda awal persalinan lainnya adalah menggigil tanpa sebab yang jelas. Hal ini dapat terjadi tanpa adanya perasaan dingin atau karena anda lemah, dan dapat terjadi akibat hormon stres atau adanya perubahan kadar hormon progesteron dalam tubuh anda. Menggigil merupakan salah satu tanda awal kelahiran bayi anda.

Diare

Suatu gejala dan tanda awal persalinan yang tidak menyenangkan adalah diare. Pelepasan suatu unsur kimia dalam tubuh yang disebut dengan prostaglandins dapat terjadi dalam proses awal suatu persalinan. Pemicu ini dapat mengakibatkan meningkatnya aktivitas usus (loose bowel movement). Dibawah ini adalah tanda dan gejala persalinan akan segera terjadi, dan anda harus segera bersiap-siap ke rumah sakit.

TANDA AWAL PERSALINAN AKAN S EGERA TERJADI

Penyebab pasti lahirnya seorang bayi sampai sekarang masih belum diketahui. Teori yang berkembang pada s aat ini menyatakan bahwa bayi dalam kandungan membantu memproduksi unsur-unsur tertentu yang kemudian berubah menjadi hormon-hormon kehamilan. Berikut ini adalah tiga tanda dan gejala utama yang khas terjadi dan dapat menunjukkan bahwa sebentar lagi anda akan melahirkan dan memiliki seorang bayi.

Penyumbatan Mucus atau Perdarahan

Kelahiran akan dimulai dengan pelunakan leher rahim. Ketika hal ini terjadi, leher rahim mulai membesar, sejumlah mucus (lendir) menyumbat, menutupi leher rahim dan kehamilan anda akan segera berakhir. Cairan berwarna kemerahan atau kecoklatan mungkin saja akan muncul, dan hal ini disebut dengan perdarahan. Meskipun hal ini dapat disimpulkan bahwa sebuah kelahiran akan segera terjadi, akan tetapi perdarahan bisa terjadi pada beberapa minggu sebelum kelahiran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, tanda-tanda ini tidak dapat dijadikan satu-satunya tanda dan gejala persalinan.

Pecah Membran

Juga dikenal sebagai “pecah ketuban”, terjadi ketika kantung amniotic pecah. Ini merupakan tanda awal persalinan yang paling umum terjadi. Jika ketuban telah pecah, maka anda dapat menduga bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu 24 jam. Ketika ketuban pecah, biasanya kontraksi akan terjadi lebih intensif, dan bayi anda akan semakin dekat ke arah pelebaran rahim. Jika anda mengalami pecah ketuban di rumah, ingatlah kapan kejadian ini berlangsung, konsistensi dan jumlah cairan ketuban yang telah keluar. Cairan ketuban pada umumnya berwarna bening dan tidak berbau, dan akan terus keluar sampai pada s aat anda melahirkan. Dokter akan meminta anda untuk menj aga vagina bebas dari benda-benda asing untuk menj aga resiko terjadinya infeksi. Pecah ketuban adalah salah satu tanda persalinan yang paling umum terjadi.

Kontraksi Regular

Salah satu tanda umum yang paling sering terjadi dan salah satu cara untuk mengetahui bahwa persalinan akan segera terjadi adalah konsistensi kontraksi. Leher rahim yang telah melunak akan semakin melebar dan akan terus berlanjut hingga proses persalinan selesai. Hal ini merupakan sebuah tanda persalinan yang nyata, dan berarti bayi anda akan segera lahir. Kontraksi akan terjadi lebih teratur, intensitas dan lamanya kontraksi juga akan berlangsung lebih lama. Kontraksi mengawali sebuah proses yang mendorong bayi anda keluar secara perlahan-lahan melalui uterus bawah, sehingga kelahiran menjadi semakin dekat. Kontraksi ini, bersama tanda-tanda lainnya, merupakan tanda-tanda persalinan yang jelas, dan sebentar lagi anda akan memiliki seorang bayi! (im)

Sumber:
http://tips4moms.wordpress.com/category/tanda-tanda-persalinan/

Lapis Aspal Beton (laston)

Lapis Aspal beton adalah beton aspal yang  bergradasi menerus, lapis aspal beton (laston) juga sering disebutl dengan AC (Asphal Concrete), ...